Maraknya Penipuan Online di Era Digital, Masyarakat Diminta Lebih Waspada terhadap Modus yang Semakin Canggih

Perkembangan teknologi digital yang pesat membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari transaksi keuangan, belanja online, hingga komunikasi jarak jauh. Namun di balik kemudahan tersebut, muncul ancaman serius berupa penipuan online yang kini semakin marak dan sulit dikenali.

Pelaku penipuan memanfaatkan kurangnya literasi digital masyarakat dengan berbagai modus, seperti penipuan investasi bodong, toko online palsu, phishing melalui pesan singkat, hingga penyamaran sebagai pihak resmi.

"Modus-modus ini sering kali dikemas secara meyakinkan, menggunakan identitas palsu, website tiruan, dan komunikasi yang terlihat profesional.

Banyak korban mengaku awalnya tidak merasa curiga karena pelaku mampu membangun kepercayaan secara perlahan. Akibatnya, korban mengalami kerugian finansial yang tidak sedikit, bahkan ada yang kehilangan seluruh tabungan.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk: Tidak mudah tergiur janji keuntungan besar Selalu memverifikasi identitas penjual atau penyedia layanan Tidak membagikan data pribadi, kode OTP, atau informasi perbankan Melaporkan indikasi penipuan kepada pihak terkait Kesadaran dan kewaspadaan menjadi kunci utama dalam mencegah penipuan online di tengah meningkatnya aktivitas digital masyarakat.

Secara akumulatif, total kerugian akibat kejahatan siber sepanjang 2025 mencapai Rp 4,3 triliun.

Kerugian terbesar berasal dari ilegal akses sebesar Rp1,6 triliun, manipulasi dokumen elektronik Rp1,2 triliun, dan penipuan online Rp929 miliar. Dari jumlah tersebut, dana yang berhasil dikembalikan kepada korban mencapai Rp352 miliar.

Sepanjang tahun ini, Ditressiber Polda Sumut telah memproses 122 tersangka. Selain itu, juga melakukan mitigasi terhadap provokasi online saat aksi “Agustus Kelabu”, serta ancaman penyebaran bom molotov dan bom pipa melalui media sosial.

Dalam mendukung program Asta Cita Presiden RI, Polda Sumut turut meminta pemblokiran 304 situs judi online kepada Komdigi. Saat ini, satu kasus judi online jaringan internasional masih dalam tahap penyidikan.

"Ini semua sudah kami lakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan sebagai bagian daripada pelaksanaan tugas Direkturat Reserse Siber Polda Sumut," tandas dia.